UMKM merupakan akronim dari usaha mikro, kecil dan menengah atau secara umumnya, UMKM didefinisikan sebagai bisnis yang dijalankan secara individu, rumah tangga, atau badan usaha dengan skala kecil yang bertujuan untuk membangun perekonomian menuju yang lebih baik. Sedangkan SDGs (Sustainable Development Goals) atau yang lebih dikenal dengan pembangunan berkelanjutan merupakan sebuah kesepakatan pembangunan baru, Masa berlakunya 2015–2030 yang disepakati oleh lebih dari 190 negara berisikan 17 goals dan 169 sasaran pembangunan. Lalu apa hubungannya SDGs dengan UMKM?
Seperti yang kita ketahui SDGs memiliki 4 pilar dalam penyelenggaraannya yaitu sosial, ekonomi, lingkungan serta hukum & tata Kelola. Dari keempat pilar tersebut, UMKM masuk ke dalam pilar pembangunan ekonomi. Pilar pembangunan ekonomi sendiri terdapat 5 goals diantaranya: goals no. 7, 8, 9, 10, dan 17. Pembangunan Ekonomi SDGs bertujuan tercapainya pertumbuhan ekonomi berkualitas melalui keberlanjutan peluang kerja dan usaha, inovasi, industri inklusif, infrastruktur memadai, energi bersih yang terjangkau dan didukung kemitraan. Hal tersebut selaras dengan tujuan UMKM. Untuk mencapai SDGs pada tahun 2030 nanti, UMKM menjadi ujung tombak dalam memenuhi pencapaian pilar ekonomi. Hal itu dikarenakan UMKM berperan dalam menciptakan lapangan pekerjaan, menciptakan kondisi kerja yang layak.
Bukan hanya mencapai pilar pembangunan ekonomi, secara tidak langsung UMKM juga dapat berkontribusi terhadap goals lainnya yang bukan termasuk dalam pilar ekonomi. Salah satunya ialah goals SDGs no.1 (Tanpa Kemiskinan). Goals tersebut masuk kedalam pilar pembangunan sosial. Sebagai contoh kontribusinya yaitu UMKM dapat menciptakan lapangan kerja yang berarti dapat memberikan sumber mata pencaharian bagi orang lain. Selain itu, UMKM juga dapat berkontribusi dalam mencapai goals SDGs no. 2, 3, dan 4. Seperti yang diketahui goals no.2 yaitu (Tanpa Kelaparan), goals no.3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), dan goals no.4 yaitu (Pendidikan Berkualitas). Dengan UMKM yang memberikan lapangan pekerjaan dan penghasilan yang cukup maka secara otomatis para pelaku usaha UMKM yang terlibat dapat memenuhi kebutuhan pangan mereka agar tidak kelaparan, tidak sakit akibat gizi buruk. Bahkan, jika usaha UMKM tersebut berkembang bukan tidak mungkin menutup kemungkinan mereka dapat menyekolahkan generasi penerusnya dengan pendidikan layak dan hidup sejahtera. Selain itu UMKM yang bergerak dalam bidang energi juga dapat berkontribusi dalam goals no.12, 13, 14, dan 15. Dengan demikian, hampir semua goals SDGs dapat dicapai dengan peranan penting UMKM. Oleh sebab itu, tidak heran jikalau UMKM menjadi ujung tombak tercapainya SDGs di Indonesia pada tahun 2030 nanti.
Sayangnya di masa pandemi sekarang UMKM menjadi sektor yang paling terpukul. Mayoritas pelaku usaha UMKM merasakan dampak negatif dan penurunan pendapatan yang signifikan dibanding sebelum pandemi. Hal ini merupakan kabar buruk yang menghambat tercapainya SDGs di Indonesia. Meski demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat para pelaku UMKM untuk terus bertahan dan bangkit dari keterpurukan ditengah pandemi ini. Kini peranan dari seluruh pihak diperlukan. Baik dari pemerintah, pelaku UMKM serta seluruh masyarakat Indonesia untuk kembali memulihkan perekonomian agar tercapainya SDGs di Indonesia.
0 Komentar