Bank Dunia mendefinisikan kemiskinan ekstrem sebagai kondisi di mana masyarakat dengan pendapatan kurang dari 1,90 dolar AS per orang, atau sekitar Rp 27 ribu rupiah per orang, dengan asumsi kurs 1 dolar AS senilai Rp 14.300. Selain itu, penduduk miskin ekstrem juga tidak memiliki aset pribadi, upah kerja yang sangat rendah, serta tidak memiliki tabungan untuk menunjang kehidupan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB menyatakan bahwa kemiskinan akan tetap ada di dunia, walaupun jumlahnya telah menurun sejak 1990. Sebelum jumlahnya menurun, dunia sempat digemparkan dengan peristiwa yang mengancam perekonomian dunia, seperti The Great Depression yang terjadi sejak 1929 sampai pecahnya Perang Dunia II. Selain itu, ada juga peristiwa Black Monday pada tahun 1987, di mana miliaran USD secara tiba-tiba menghilang dari pasar saham seluruh dunia.
PBB berpendapat bahwa pada tahun 2030, kemiskinan akan berada pada tingkat 6%. Laporan The Sustainable Development Goals Report 2019 yang dirilis PBB menyebutkan sebanyak 55% populasi dunia tak punya akses untuk perlindungan sosial dan lebih dari 90% kematian disebabkan oleh bencana yang terjadi pada negara berpendapatan rendah sampai rendah-menengah.
Sejak tahun 1990, dunia telah mengalami kemajuan yang luar biasa dalam menurunkan tingkat kemiskinan ekstrem terutama pada 15 negara dengan penekanan angka kemiskinan tertinggi. Dimulai dari Tanzania, negara yang paling mampu menekan angka kemiskinan ekstrem pada tahun 2000-2015 dengan 36,1 poin persen. Disusul dengan Tajikistan, Chad, dan Republik Demokratik Kongo. Rata-rata sekitar 1,6% populasi keluar dari kemiskinan ekstrem setiap tahunnya di 15 negara tersebut.
Indonesia juga termasuk dalam 15 negara dengan penekanan angka kemiskinan tertinggi. pada tahun 2000-2015, Indonesia berhasil menurunkan tingkat kemiskinan hingga 2,1% yang membuat negara ini berhasil menduduki peringkat kesebelas setelah Republik Demokratik Kongo. Berdasarkan data, Indonesia mengalami tingkat kemiskinan ekstrem pada tahun 1998 dan terus membaik hingga tahun 2015.
0 Komentar