Sumber: pikisuperstar di Freepik |
Tulisan ini dibuat dalam rangka merayakan Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober lalu, untuk mengenang peristiwa Sumpah Pemuda sebagaimana yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.
Perjuangan pemuda Indonesia zaman sekarang memang berbeda dengan perjuangan zaman penjajahan. Jika pemuda zaman penjajahan berjuang merebut kemerdakaan, perjuangan pemuda zaman sekarang adalah mempertahankannya. Meskipun berbeda, namun spirit atau semangat yang berkobar tetaplah sama, karena ancaman-ancaman yang mencekam integritas Indonesia tetap hidup dengan berbagai macam bentuk.
Dalam masa pandemi seperti ini, ancaman pun tetap ada, bahkan semakin masif. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen terbesar di dunia, mengingat penduduknya sangat banyak dan memang cukup konsumtif. Kedua hal tersebut dimanfaatkan oleh pihak luar untuk meluncurkan 'invasi' ke Indonesia melalu berbagai platform, terutama melalui internet yang menjadi satu-satunya 'jendela' bagi mereka yang tidak bisa beraktifitas di luar ruangan. Ditambah lagi, dengan banyaknya generasi muda yang memang sebagian hidupnya berada di dunia maya, mereka adalah target empuk invasi tersebut.
Jika di lihat dari sisi lain, hal ini justru menjadi peluang bagi pemuda-pemuda lokal. Target pasar yang sudah jelas hanya memerlukan sedikit kreativitas untuk menandingi invasi dari luar. Tentu saja hal ini bukanlah hal yang mudah, diperlukan semangat, dedikasi dan tentu saja rasa cinta terhadap tanah air untuk melindungi orang-orang dari pengaruh luar. Dan siapa yang tahu, dari titik inilah Indonesia bisa lebih maju dari sebelumnya, dengan sumber daya manusia yang melimpah dan semangat untuk terus maju.
Ini tentang kreatifitas dan semangat untuk bangkit. Pandemi merupakan masa yang menyedihkan bagi semua orang, namun tersebar begitu banyak peluang. Ikrar Sumpah pemuda memang tidak secara gamblang dikumandangkan dan bahkan mungkin tidak semua orang melakukannya untuk negara, namun tujuannya tetap satu, membangkitkan kembali Indonesia.
0 Komentar