JagadMedia - Hai Jagad Readers, gimana kabar kalian hari ini? semoga baik baik aja ya! Oh ya, untuk pembahasan kali ini, mimin mau ngasih tau kalian tentang kacamata 3D yang sudah tidak berwarna merah biru lagi, hmm.. kira – kira kenapa ya?
Sebelum membahas tentang kacamata 3D, ternyata, kacamata sendiri itu mulai berkembang pada 54 sampai 68 Masehi di Roma oleh seorang kaisar bernama Nero. Ia selalu menggunakan batu permata cekung untuk membaca hingga saat menonton pertunjukkan. Nah, pada abad ke 16, kacamata mulai berkembang hingga muncul si kacamata 3D berwarna merah dan biru ini. sebenarnya, ada banyak warna untuk kacamata 3D, seperti green/magenta , amber/blue, dan juga Polarized. Beda warna, tentu berbeda juga fungsinya, seperti polarized biasanya digunakan untuk bermain game.
|
Source : wordpress.com |
Nah, tipe kacamata red/cyan ini
sempat kita temui pada tahun 2000an, pada jaman itu, kacamata ini dipakai untuk
menonton beberapa acara di televisi, lalu, mengapa saat ini kacamata 3D tidak
berwarna merah dan biru lagi? Itu karena, setiap lensa kacamata memiliki
filter, hanya satu gambar yang dapat dijangkau. Otak menggabungkan kedua gambar
yang muncul dari layar, dan wwarna biru merah ini menyebankan degradasi warna
dalam film dan itu menjadkan kualitas gambar agak kabur.
Seiring perekembangan zaman, kacamata 3D
berkembang untuk menciptakan pengalaman yang lebih baik lagi bagi penikmatnya,
kacamata 3D sudah tidak bergantung pada lensa berwarna terpisah untuk
mendapatkan efek 3D. lensa terpolarisasi memiliki wana kuning/cokelat agar
semua gelombang cahaya berosilasi ke satu arah.
|
Source : http://gusti-deli.blogspot.com/2010/04/jenis-jenis-kacamata-3d.html |
Nah jadi, mata kita melihat gambar hasilnya berbeda karena mempunyai mata yang sisinya berbeda yaitu kiri-kanan. Jadi jika menaruh telunjuk didepan mata, maka hasilnya tetap bisa melihat dan juga inilah special kemampuan otak kita yaitu memperkirakan jarak pandangan dan bisa menghasilkan 3D.
Writer
Natasya Putri
0 Komentar