Berbicara mengenai quarantine di tengah pandemi yang melumpuhkan sebagian besar aktifitas sehari-hari manusia, kegiatan yang tadinya dapat dilakukan di outdoor kini harus beradaptasi di dalam ruangan. Pandemi juga menyebabkan pemanfaatan teknologi menjadi tinggi. Zoom, Google Meet, dan media sosial lainnya seperti Twitter, WhatsApp, Tiktok, dimanfaatkan untuk melakukan obrolan daring. Mulai dari rapat, ospek, wisuda, belanja kebutuhan sehari-hari, menjalankan bisnis, hingga penerimaan murid baru di sekolah dilakukan secara online untuk mengurangi kontak secara langsung. Bahkan, beberapa konser musik terpaksa digelar secara virtual, mengingat pemerintah masih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Terlepas dari efektif atau tidaknya kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan secara online, semua ini dilakukan demi kebaikan bersama. Hal ini membuat kreatifitas kita semakin teruji. Sejauh mana kita dapat memanfaatkan quarantine sebagai ajang untuk tetap berkarya dan melakukan aktifitas dengan space yang terbatas? Apakah kita tetap dapat menjalani kegiatan seperti perkuliahan, kerja, seminar, workshop, dari rumah? Kembali ke kalimat ke-4, semua bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi. Salah satunya, adalah dilaksanakannya Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) melalui Tiktok.
Pada 13 Juli 2020 lalu, akun Tiktok @fungsibulann menjadi viral akibat video tugas PLS yang diberikan oleh sekolahnya, SMAN 3 Sukabumi. Video berdurasi 15 detik tersebut berbunyi “Nama saya Almira dari gugus sembilan, taraktakdung dua ribu dua puluh… taraktakdung, taraktakdung, taraktak.. taktakdung. Pararunten akang teteh”. Ternyata, yel-yel Taraktakdung merupakan tradisi perkenalan siswa baru yang telah diinisiasikan oleh pengurus OSIS SMAN 3 Sukabumi sejak 2012. Tahun ini, seluruh kegiatan PLS dilangsungkan secara daring. Tidak hanya Almira, murid-murid lainnya yang juga mendapat tugas PLS menjadi pusat perhatian para pengguna Tiktok.
Kalau kita perhatikan, masyarakat sudah mulai terbiasa dengan kehidupan work from home (WFH). Contohlah video diatas, memanfaatkan Tiktok untuk pemberian tugas PLS. Dengan dilaksanakannya proses kegiatan belajar-mengajar secara virtual, keuntungan yang didapat adalah lebih banyaknya waktu untuk berkumpul dengan keluarga dan melaksanakan kegiatan lainnya secara aman dirumah. Pemberian dan pengumpulan tugas pun menjadi lebih mudah, bisa memanfaatkan banyak platform. Siswa secara tidak langsung dikenalkan dengan teknologi, dan mampu mengeksplorasi sendiri manfaat dari setiap aplikasi yang digunakan. Misalnya, mengumpulkan tugas melalui satu link Google Drive, tatap muka selama proses belajar berlangsung menggunakan Google Meet, dan sebagainya. Walaupun begitu, kendala yang dihadapi selama WFH ini juga banyak, diantaranya adalah jaringan internet yang belum menyebar secara luas di seluruh Indonesia. Terbatasnya akses internet dan perangkat keras pendukung (smartphone, laptop, dll) membuat beberapa daerah terpaksa tetap menjalankan kegiatan belajar-mengajar secara langsung.
Sampai saat ini, video tersebut sudah mendapat likes lebih dari 1 juta dan sudah ditonton oleh 19 juta pengguna Tiktok. Almira pun mendapat penghargaan sebagai peserta Taraktakdung terbaik di sekolahnya tahun ini. Sejak saat itu, banyak video parodi “Almira Taraktakdung 2020” yang dibuat oleh kalangan remaja hingga orang dewasa ikut viral di laman Tiktok. Video-video parodi ini juga mendapat jumlah likes dan views yang banyak. Tiktok sendiri mengalami peningkatan jumlah pengguna sejak COVID-19 merebak ke seluruh penjuru dunia. Hal ini disebabkan oleh perubahan perilaku masyarakat yang memiliki lebih banyak waktu luang dirumah dan kegiatan yang sedikit. Secara tidak sadar, gaya hidup juga berubah mengikuti situasi yang sedang terjadi. Terbatasnya akses keluar rumah dan bahaya yang diakibatkan dari COVID-19, membuat masyarakat harus berkutat dengan teknologi yang ada untuk tetap terdukung aktifitasnya. Konsumsi kuota internet pun semakin tinggi, berbarengan dengan banyaknya langganan aplikasi dan web seminar (webinar) yang diikuti. Tiktok tidak hanya digunakan sebagai media untuk melepas penat dengan melihat video dance dan parodi, tetapi juga digunakan sebagai media promosi dagangan dan review tempat, makanan dan barang yang sedang trending. Begitu juga dengan YouTube, Twitter, dan media sosial lainnya. Dengan begitu, penjualan tetap berjalan lancar walaupun dilakukan secara tidak langsung. Tentu menjadi hal yang baik melihat kreatifitas semakin berkembang seiring berpindahnya produktivitas dari luar ke rumah. Kegiatan apa sajakah yang sudah anda lakukan selama dirumah?
0 Komentar